Kamis, 31 Juli 2014



 Dari The Old Mill




Happy4Childs Cerita Anak_ Di bangunan kincir angin yang tak terpakai, seekor burung layang-layang biru menerima seekor cacing dari pasangannya. Sepanjang hari, ia duduk di sarangnya, menjaga kehangatan ketiga telurnya. Bersama pasangannya, ia telah membangun sarang itu dalam lubang roda kincir angin tua.

            Burung layang-layang biru itu bukan satu-satunya binatang yang berdiam di bangunan kincir. Kelelawar-kelelawar bermata terang bergerombol di balok langit-langit. Burung hantu gemuk bertengger di atas balok kayu. Burung layang-layang itu sering melihat sang burung hantu mengepakkan sayapnya dan memutar kepalanya dari kiri ke kanan kiri ke kanan.

            Malam itu, sang burung layang-layang melihat kawanan kelelawar membuka sayap mereka dan melesat terbang ke arah lubang disisi bangunan kincir. Selama beberapa saat, sinar bulan menyinari sosok compang camping kawanan itu. Lalu, bulan menghilang di balik awan tebal, dan kawanan kelelawar meluncur ke tengah kegelapan. Pasangan sang burung layang-layang mengikuti mereka terbang ke dalam kegelapan untuk mencari makanan lagi. 

            Di dalam bangunan kincir susasana sepi, hanya burung hantu yang kadang bersuara. Burung layang-layang menggeser posisi tubuhnya dalam sarang. Ketika berkedip dalam kegelapan, ia merasakan angin dingin bertiup menembus retakan di dinding. Lalu, angin itu mengguncang bangunan kincir dan mulai meraung-raung.

            Hujan mulai turun, butirannya jatuh satu persatu, lalu menggempur atap dengan irama teratur. Air merembes masuk melalui lubang-lubang di atap, tapi tidak menetes ke sarang.

Happy4Childs            Angin melolong semakin keras. Tiba-tiba, induk burung layang-layang melihat roda kincir berukuran raksasa bergerak ke arahnya. Angin telah memutuskan tali yang menahan roda kincir, dan bilah kincir tua itu mulai bergerak, berputar dengan mereka di dalamnuya.

            Karena takut, sang induk terbang meninggalkan sarangnya. Lalu, ia kembali dan melindungi telur-telurnya dengan sayapnya. Roda besar dan berat itu berputar di atas sarangnya, tapi sang burung layang-layang dan telurnya tidak terlindas. Gigi roda yang seharuusnya masuk ke dalam lubang itu telah patah.

            Sepanjang malam, sang burung layang-layang bertahan di sarang untuk melindungi telurnya. Ketika badai reda, kincir angin berhenti berputar dan matahari bersinar menembuus retakan dinding bangunan tua itu. Burung layang-layang senang melihat pasangannya kembali, membawa makanan untuk anak-anak mereka yang baru menetas.

#Para ibu melindungi anak-anaknya dan kadang mukjizat melindungi para ibu#
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Find Me!!