Dari The Litle Mermaid
Cerita Anak_ Lebih dari segalanya,
Ariel sangat suka menjelajahi bangkai kapal karam dan menemukan harta karun
manusia. Tapi ayahnya, Raja Triton, telah dengan tegas memerintahkannya
menjauhi bangkai kapal karam, atau tempat apa pun yang membuatnya terancam
bahaya terjaring salah satu manusia pemakan ikan itu.
Si putri
duyung tahu ayahnya sayang kepadanya. Tapi, ia juga tahu ayahnya tidak memahami
hobinya. Benda-benda manusia sangat menakjubkan, dan bangkai kapal merupakan
satu-satunya tempat dimana ia bisa menemukannya. Tidak ada hal buruk yang akan
menimpanya. Ia yakin itu.
Suatu hari, Ariel membawa temanya Flounder pergi untuk melihat kapal karam baru yang ditemukannya. “Menakjubkan ya?” katanya. “Iya sih,” jawab Flounder, sambil dengan cemas menoleh ke belakang. “Hebat. Sekarang, ayo, kita tinggalkan tempat ini.”
“Kau nggak takut, kan?” Tanya Ariel.
“Siapa, aku?. Sanggah Flounder. “Nggak mungkin. Cuma, eh, di sini kelihatannya lembap. Mungkin aku kena flu.” Ia batuk dengan keras, memastikan
Ariel mendengarnya.
“Siapa, aku?. Sanggah Flounder. “Nggak mungkin. Cuma, eh, di sini kelihatannya lembap. Mungkin aku kena flu.” Ia batuk dengan keras, memastikan
Ariel mendengarnya.
“Baiklah,”
kata Ariel. “Kalau begitu, kau disini saja dan beritahu aku kalau ada hiu.”
“Apa? Hiu! Ariel!” Flounder mencoba berenang menyusul Ariel melalui lubang jendela kapal, tapi tubuhnya tersangkut. “Ariel, tolong!”
Ariel mencengkram sirip Flounder dan menariknya ke dalam kapal. Tak lama kemudian, ia melihat benda perak berkilauan. Ia mengambilnya dan berkata, “Apa kau pernah melihat sesuatu yang seindah ini?”
“Apa? Hiu! Ariel!” Flounder mencoba berenang menyusul Ariel melalui lubang jendela kapal, tapi tubuhnya tersangkut. “Ariel, tolong!”
Ariel mencengkram sirip Flounder dan menariknya ke dalam kapal. Tak lama kemudian, ia melihat benda perak berkilauan. Ia mengambilnya dan berkata, “Apa kau pernah melihat sesuatu yang seindah ini?”
Ketika
mereka sedang meneliti benda itu, Flounder terusik oleh suara aneh. “Apa itu?”
tanyanya gemetar.
“Flounder,
nyantai aja, lagi!” kata Ariel, sambil mengambil dan meneliti benda lain.
“Tidak ada apa-apa yang akan terjadi.”
Flounder mendengar suara aneh itu lagi. Ia
merasa melihat bayangan. Saat menoleh ke belakang, ia melihat seekor hiu
raksasa sedang meluncur ke arah mereka. “Hiu! Hiu!” jeritnya.
Flounder
melesat ke arah lubang jendela dan kembali tersangkut. Ketika hiu itu
menerjangnya, dengan rahang raksasa yang menganga lebar, Ariel berenang
mendekat dan mendorong tubuh Flounder ke luar lubang jendela. Lalu, ia ikut
keluar dan berenang menjauh secepat mungkin.
Hiu
itu mengejar mereka. Karena tergesa-gesa ingin meloloskan diri, Flounder
membentur tiang kapal. Tubuhnya limbung jatuh ke dasar samudra.
Ariel
menjulurkan tangan lewat cincin jangkar yang terbuat dari metal dan menarik
temannya. Ketika ia mundur menjahui cincin itu, sang hiu berusaha mengikuti,
tapi monster raksasa itu tersangkut di sana. Hiu itu berusaha melepaskan diri,
ekornya menggelepar ke sana kemari, frustasi karena tak bisa menangkap
mangsanya.
Ariel
dan Flounder berenang pulang ke istana. Ariel memikirkan perkataan ayahnya yang
terbukti benar. Bangkai kapal karam memang berbahaya!
#Alasan di balik sebuah peraturan sering menjadi jelas setelah kau melanggarnya#
0 komentar:
Posting Komentar