Dari Pinocchio
Cerita Anak_ Supaya bisa menjadi
anak laki-laki betulan, yang harus dilakukan si boneka kayu, Pinokio,
hanyalah bersikap berani, jujur, dan tidak mementingkan diri sendiri. Tapi, ia kesulitan melakukannya. Ia sudah berbohong kepada Peri Biru. Lalu, ia bersikap lemah dan mementingkan diri sendiri dengan pergi ke Pulau Ria. Di sana ia mengisap cerutu bermain biliar, dan nyaris berubah menjadi keledai.
Dengan perasaan malu, pinokio
berenang pulang ke daratan bersama Jimmy Jangkrik. Di luar bengkel Gepeto, Pinokio berteriak, “Ayah! Ayah, aku
pulang!”
Tak ada yang menjawab. Gepeto sudah pergi. Dan dilihat dari debu serta sarang laba-laba yang ada, ia sudah lama pergi.
Ketika Pinokio dan Jimmy duduk di luar, seekor merpati menjatuhkan selembar kertas di dekat kaki mereka. Tulisan di kertas itu berbunyi bahwa Gepeto telah pergi mencari pinokio dan ditelan seekor paus bernama Monstro. Rupanya Gepto masih hidup dalam tubuh paus itu, yang sedang beristirahat di dasar laut. “Aku akan pergi mencari ayahku,”Pinokio menyatakan. “Aku akan pegi ke dasar laut.”
Tak ada yang menjawab. Gepeto sudah pergi. Dan dilihat dari debu serta sarang laba-laba yang ada, ia sudah lama pergi.
Ketika Pinokio dan Jimmy duduk di luar, seekor merpati menjatuhkan selembar kertas di dekat kaki mereka. Tulisan di kertas itu berbunyi bahwa Gepeto telah pergi mencari pinokio dan ditelan seekor paus bernama Monstro. Rupanya Gepto masih hidup dalam tubuh paus itu, yang sedang beristirahat di dasar laut. “Aku akan pergi mencari ayahku,”Pinokio menyatakan. “Aku akan pegi ke dasar laut.”
Di puncak bukit yang tinggi,
Pinokio menalikan sebuah batu uang berat di ekornya. Jimmy berpegangan pada
tali itu dan terjun ke dalam air bersama Pinokio.
Di dasar laut, Jimmy
berpegangan pada batu yang lebih kecil untuk dijadikan pemberat. Pinokio
berjalan ke tengah sekawanan ikan, dan sebelum disadarinya, ia tersapu masuk ke
dalam perut sang paus.
Pinokio melihat ayahnya sedang duduk bermuram durja
di perahu pancingnya. “Ayah!” teriak Pinokio. “Aku datang untuk
menyelamatkanmu.”
“Tidak bisa, Pinokio. Tidak ada jalan keluar.
Monstro hanya membuka mulutnya ketika sedang makan. Lalu, semuanya masuk ke
dalam, tidak ada yang keluar.”
Pinokio berpikir keras. “Ayah! Kita buat api unggun
yang besar, dan asapnya akan membuat Monstro bersin!”
Mereka mulai membuat api unggun dengan kayu perahu
Gepeto. Ketika apinya semakin besar, Pinokio dan Gepeto cepat-cepat membuat rakit
dengan kayu yang tersisa.
Tubuh paus berguncang, lalu ia bersin. Kekuatan
besar bersinnya melontarkan rakit kecil itu ke luar mulut Monstro.
Paus murka itu berenang ke bawah rakit dan
melemparkan ke udara.
Gepeto dan Pinokio terguling masuk kedalam laut “Cepat, Ayah!” teriak Pinokio.
“Ayah tidak kuat,Nak. Selamatkan dirimu sendiri.”
“Tidak, Ayah, aku takkan meninggalkanmu!” Pinokio menarik kemeja Gepeto dan menyeretnya ke daratan. Ia tidak mau kehilangan ayahnya lagi.
Gepeto dan Pinokio terguling masuk kedalam laut “Cepat, Ayah!” teriak Pinokio.
“Ayah tidak kuat,Nak. Selamatkan dirimu sendiri.”
“Tidak, Ayah, aku takkan meninggalkanmu!” Pinokio menarik kemeja Gepeto dan menyeretnya ke daratan. Ia tidak mau kehilangan ayahnya lagi.
Setelahnya,
ketika Pinikio dan Gepeto sudah aman di rumah, Peri Biru memberi Pinokio hadiah
dengan menjadikannya anak laki-laki sungguhan. Ia telah membuktikan dirinya
sebagai anak yang berani, jujur, dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
#Ketika kita mencintai seseorang, nyawanya bisa lebih berarti bagimu daripada nyawamu sendiri#
0 komentar:
Posting Komentar