Dari The Old Mill
Cerita Anak_ Di bangunan kincir angin
yang tak terpakai, seekor burung layang-layang biru menerima seekor cacing dari
pasangannya. Sepanjang hari, ia duduk di sarangnya, menjaga kehangatan ketiga
telurnya. Bersama pasangannya, ia telah membangun sarang itu dalam lubang roda
kincir angin tua.
Burung
layang-layang biru itu bukan satu-satunya binatang yang berdiam di bangunan
kincir. Kelelawar-kelelawar bermata terang bergerombol di balok langit-langit.
Burung hantu gemuk bertengger di atas balok kayu. Burung layang-layang itu
sering melihat sang burung hantu mengepakkan sayapnya dan memutar kepalanya
dari kiri ke kanan kiri ke kanan.
Malam
itu, sang burung layang-layang melihat kawanan kelelawar membuka sayap mereka
dan melesat terbang ke arah lubang disisi bangunan kincir. Selama beberapa
saat, sinar bulan menyinari sosok compang camping kawanan itu. Lalu, bulan
menghilang di balik awan tebal, dan kawanan kelelawar meluncur ke tengah
kegelapan. Pasangan sang burung layang-layang mengikuti mereka terbang ke dalam
kegelapan untuk mencari makanan lagi.
Di
dalam bangunan kincir susasana sepi, hanya burung hantu yang kadang bersuara.
Burung layang-layang menggeser posisi tubuhnya dalam sarang. Ketika berkedip
dalam kegelapan, ia merasakan angin dingin bertiup menembus retakan di dinding.
Lalu, angin itu mengguncang bangunan kincir dan mulai meraung-raung.
Hujan
mulai turun, butirannya jatuh satu persatu, lalu menggempur atap dengan irama
teratur. Air merembes masuk melalui lubang-lubang di atap, tapi tidak menetes
ke sarang.
Angin
melolong semakin keras. Tiba-tiba, induk burung layang-layang melihat roda
kincir berukuran raksasa bergerak ke arahnya. Angin telah memutuskan tali yang
menahan roda kincir, dan bilah kincir tua itu mulai bergerak, berputar dengan mereka
di dalamnuya.
Karena
takut, sang induk terbang meninggalkan sarangnya. Lalu, ia kembali dan
melindungi telur-telurnya dengan sayapnya. Roda besar dan berat itu berputar di
atas sarangnya, tapi sang burung layang-layang dan telurnya tidak terlindas.
Gigi roda yang seharuusnya masuk ke dalam lubang itu telah patah.
Sepanjang
malam, sang burung layang-layang bertahan di sarang untuk melindungi telurnya.
Ketika badai reda, kincir angin berhenti berputar dan matahari bersinar
menembuus retakan dinding bangunan tua itu. Burung layang-layang senang melihat
pasangannya kembali, membawa makanan untuk anak-anak mereka yang baru menetas.
#Para ibu melindungi anak-anaknya dan kadang mukjizat melindungi para ibu#
0 komentar:
Posting Komentar