Dari Beauty and the Beast
Cerita Anak_ Belle terkurung di istana Beast, kesepian dan ketakutan. Ia
telah setuju untuk tinggal di istana itu supaya ayahnya bisa bebas. Sekarang ia
seorang diri dan sangat sedih.
Perlahan, ia mengintip keluar pintu kamarnya. Tak terlihat
ada Beast. Sambil menahan napas, Belle berjingkat-jingkat di koridor yang
panjang dan menuruni tangga melingkar. Seberkas sinar memancar dari arah dapur.
Belle memutuskan bahwa keadaannya tidak bias lebih buruk lagi, karena itu, dengan
berani ia mendorong pintu dapur sampai terbuka.
“Selamat malam, Mademoiselle!” teriak Lumiere, si tempat
lilin. Ia bergegas maju dan memegang tangan Belle. Lalu, ia membungkuk
dalam-dalam dan menciumnya.
“Wah, siapa ini yang datang!” seru Mrs. Potts ceria. “Ada
yang bias kami ambilkan untukmu, Sayang? Belle mulai agak lebih baik. Mereka
mungkin hanya benda-benda rumah tangga, tapi senyum mereka cerah dan mereka
tampak sangat ingin membuatnya betah disana. “Yah, aku sedikit lapar,” Belle
mengakui. Hanya itu yang perlu mereka dengar. Tib-tiba ruangan itu dipenuhi
kegiatan ketika garpu dan sendok melompat dari laci, serta piring dan gelas
berguling dari lemari. Belle mendapati dirinya dibimbing ke ruang makan
sementara berbagai hidangan menggoda selera menari melewatiya: roti, sup,
sayur, daging. Dan hidangan pembukanya, pai dan cake serta puding dan kue
kering! Buah-buahan dan minuman berbagai jenis menyajikan diri sendiri. Belle
mulai bertepuk tangan di tengah semua kehebohan itu.
Mrs. Potts sibuk hilir mudik, senang bisa memamerkan
keahliannya. Cogsworth merasa sangat penting saat mengarahkan semua hidangan
dan makanan kepada Belle. Dan Lumiere yang menawan serta memastikan semua
keinginan Belle dipenuhi. Pertunjukan megah itu berlangsung tiada henti. Semua
ingin melakukan sesuatu untuk menyambut tamu mereka. Belle dibuat terpana oleh
usaha semua orang untuk memastikan ia merasa senang. Ruangan itu diguncang
nyanyian dan tarian setiap panci, wajan,dan piring yang ada di istana. Bahkan
serbetpun menari berputar-putar seperti ballerina. Akhirnya Belle selesai
makan. “Hebat!” teriaknya memuji, sambil melompat berdiri untuk bertepuk
tangan. Lumiere, Cogsworth, dan Mrs. Potts tersenyum rendah hati. “Oh, itu
bukan apa-apa,” kata mereka. Tapi itu memang sesuatu yang sangat istimewa.
Belle tahu teman-temannya mengambil resiko dimarahi Beast hanya untuk
membuatnya merasa disambut. Untuk pertama kali, Belle mulai punya harapan bahwa
mungkin keadaannya akan baik-baik saja.
#Sahabat sejati adalah sahabat yang akan selalu menolong apapun resikonya#
Lihat Juga
0 komentar:
Posting Komentar